Laman

Selasa, 19 April 2011

Pantai Tanjung Aan Lombok Tengah

Pantai Tanjung Aan terletak tidak jauh dari Pantai Kuta dan merupakan sebuah objek wisata di Lombok dengan pemandangan pantai indah yang menarik untuk dikunjungi bagi para pecinta wisata pantai. Pantai ini bisa di tempuh dari pantai kuta sekitar 30 menit, hamparan pasir putihnya yang landai dan luas serta riak ombak kecilnya membuat kita serasa betah untuk berlama-lama berada di lokasi ini, untuk sekedar berenang, ato sekedar duduk diatas bukit karang kecil yang ada disitu, sambil memandangi hamparan pasir putih dengan halunan suara deburan ombaknya.

Pantai Tanjung Aan sangat indah. Dari atas Tanjung Aan bisa melihat hamparan pasir putih, deburan ombak, barisan pohon kelapa, dan bukit-bukit. Air laut di Tanjung Aan juga masih sangat bersih. Sepertyi di pantai Kuta, pasir tanjung Aan juga menyerupai merica.

liburan anda di Lombok akan tetap tidak lengkap tanpa kunjungan ke pantai ini.


Rabu, 13 April 2011

Pesona Surga Di Gili Nanggu Lombok



Gili Nanggu adalah pulau kecil yang terletak di Lombok Selatan, sekitar 20 menit dari Pelabuhan Lembar dan 15 menit menyeberang dengan perahu motor dari Tawun. Di pulau kecil berterumbu karang dangkal ini tersedia penginapan yang katanya milik perorangan. Pantainya jernih kehijauan. 5 meter dari pantai sudah bisa menikmati terumbu karang dengan ikan hias berwarna-warni berlalu-lalang.


Gili-gili ini merupakan pulau-pulau kecil yang berada di lepas-lepas pantai pulau Lombok. Antara lain ada di lepas pantai bagian utara-barat, selatan-barat , utara-timur dan bagian selatan. Keunikan yang tidak bakal kita lupakan, Gili ini mempunyai panorama yang sangat aduhai dengan pasir putihnya dan air lautnya yang berwarna kehijauan dan pantai yang landai panorama bawah laut dengan ikan-ikan berwarna-warni. Salah satu Gili tersebut adalah Gili Nanggu yang terdapat diarah barat daya pulau Lombok. Gili Nanggu ini tadinya hanyalah sebuah private island yang kemudian dibuka untuk umum. Di barat daya ini GIli Nanggu berupa pulau terjauh dari kumpulan 3 pulau yang berdekatan. Pulau ini sangatlah kecil, untuk mengitarinya tidak cukup waktu sejam dengan topografi pantai ada yang berupa pasir dan ada berupa terumbu karang, sehingga pulau ini juga cocok untuk menikmati sunset maupun sunrise. Dan yang tidak harus dilewatkan adalah melihat ikan-ikan warna-warni dengan snorkeling, tidak usah takut untuk yang tidak bisa berenang, snorkeling cukup hanya beberapa meter dari pantai dengan kedalaman hanya sedalam dada orang dewasa dengan arus kecil.


Untuk mencapai pulau ini, kita cukup meyewa kapal motor yang berada di daratan Lombok -daerah sekotong-selatannya pel Lembar , dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 20 menit. Dan sebelum menyeberang sebaiknya juga langsung menyewa peralatan snorkelingnya karena di pulau sewanya lebih mahal, sewa diseberang +/- 50 ribu sepaket-ditawar saja. Dan selama penyeberangan kita juga disuguhi panorama pulau Lombok yang juga ciamik dengan backgroun bukit-bukit tandus dan laut biru yang bening.

Pesona alam bawah laut memiliki daya tarik tersendiri dan merupakan salah satu alasan utama banyak tamu yang datang setiap hari untuk bermain di pantai. Hanya turun beberapa meter ke laut maka ikan-ikan jinak yang berwarna-warni akan datang mendekat. Selain itu juga terdapat terumbu karang dan binatang-binatang laut lainnya yang sangat indah.
Kicau merdu burung menjelang matahari terbit dan kesunyian alam saat matahari tenggelam menciptakan suasana sungguh romantis, menjadikan Gili Nanggu sebagai tempat yang cocok bagi pasangan yang berbulan madu.


Untuk fasilitas di pulau ini sudah disediakan beberapa pondok dan tempat berlabuh kapal. Dan saat ini ada pihak swasta yang sedang membangun bungalow berupa resort di tengah pulaunya. O iya, setelah berenag juga tidak usah risau untuk showernya, shower yang tersedia juga sangat unik dengan desain yang tradisional-modern. Dan yang sangat membuat pulau ini nyaman tentunya terbebas dari pedagang asongan maupun warung-warung, sehingga privatisasi kita sangat terjaga, sehingga kita perlu membawa persediaan makan..hehehe…Dan selain itu pulau ini catuan listriknya hanya bergantung 3 tiga buah tenaga angin, sehingga kita juga tidak bakal mendengar suara bising dari perangkat elektronik. Yup, pulau ini sangat cocok sekali bagi mereka yang mendambakan suasana yang sangat hening dengan panorama yang aduhai


Sabtu, 09 April 2011

Daerah Wisata Pantai Kuta, Lombok Selatan



Selain Pantai Senggigi, dan Pantai Pulau GIli, Pantai Kuta adalah salah satu menjadi tujuan wisata pasir putih di Pulau Lombok, pantai ini berlokasi di Lombok Selatan. Pantai ini memiliki pasir putih dan lautan biru yang berkelok-kelok serta daerah sekeliling yang berbukit-bukit menambah keindahan dari tempat ini. Di daerah ini belum banyak tersentuh sentuhan moderen seperti Pantai Kuta Bali, jadi anda bisa menikmati keindahan alami dari Pantai Kuta.
 
Kuta Beach South Lombok

Pada bulan Februari atau Maret wisatawan asing ataupun orang-orang dari seluruh penjuru Pulau Lombok akan memenuhi pantai ini untuk merayakan perayaan tahunan menangkap Nyale. Nyale adalah sejenis cacing laut yang berjumlah milyaran yang muncul setahun sekali dan hanya ada di Pantai Kuta, Konon Nyale merupakan penjelmaan dari Putri Cantik yang menjadi rebutan, karena tidak ingin menjadi rebutan maka sang Putri terjun ke Laut dan setelah ini munculah Nyale penjelmaan sang Putri, kini semua orang bisa mendapatkan sang Putri yang berwujud Nyale ( Cacing ).

Lokasi Berselancar
Pantai kuta terkenal dengan tempat berselancar dan banyak terdapat spot yang masih tersembunyi. Untuk sementara tempat di sebelah kiri teluk Pantai Kuta dan spot lainya ada di Tanjung timur Tanjung Aan, untuk mencapai tempat ini anda bisa menggunakan perahu nelayan yang bisa di sewa.
 
Surfing in Lombok island

Menuju sekitar 7 kilometer sebelah timur pantai Kuta adalah Pantai Gerupuk yang merupakan tempat terfavorite saat ini, dan tidak kalah adalah Pantai Belongas yang menjadi salah satu pilihan para perselancar, namun kebanyakan dari tempat ini memerlukan perahu karena jaraknya yang agak jauh dari pantai.

Tempat Menginap:
Di Pantai Kuta ada beberapa pilihan tempat untuk menginap yang bisa anda sewa seperti :
- Novotel Coralia
- Hotel Tastura
- Hotel Matahari Inn
- Bungalow Cockato Kuta
- Anda Restaurant
- Pondok Sekar Kuning
- Pondok Rinjani
- Segara Anak Bungalow

Bau Nyale Di Lombok Tengah





Setiap tanggal duapuluh bulan kesepuluh dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama, menjelang fajar di pantai Seger Kabupaten Lombok Tengah selalu berlangsung acara menarik yang dikunjungi banyak orang termasuk wisatawan. Acara yang menarik itu bernama Bau Nyale. Bau dari bahasa Sasak artinya menangkap. Sedangkan Nyale, sejenis cacing laut yang hidup di lubang - lubang batu karang di bawah permukaan laut.
"Penduduk setempat mempercayai Nyale memiliki tuah yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan mudarat bagi orang yang meremehkannya. Itulah yang berkembang selama ini", ujar Lalu Wirekarme, seorang tokoh masyarakat yang pernah menjabat sebagai Kepala Sub Dinas Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah.
Tradisi menangkap Nyale (bahasa sasak Bau Nyale) dipercaya timbul akibat pengaruh keadaan alam dan pola kehidupan masyarakat tani yang mempunyai kepercayaan yang mendasar akan kebesaran Tuhan, menciptakan alam dengan segala isinya termasuk binatang sejenis Anelida yang disebut Nyale. Kemunculannya di pantai Lombok Selatan yang ditandai dengan keajaiban alam sebagai rahmat Tuhan atas makhluk ini.
Beberapa waktu sebelum Nyale keluar hujan turun deras dimalam hari diselingi kilat dan petir yang menggelegar disertai dengan tiupan angin yang sangat kencang. Diperkirakan pada hari keempat setelah purnama, malam menjelang Nyale hendak keluar, hujan menjadi reda, berganti dengan hujan rintik - rintik, suasana menjadi demikian tenang, pada dini hari Nyale mulai menampakkan diri bergulung - gulung bersama ombak yang gemuruh memecah pantai, dan secepat itu pula Nyale berangsur - angsur lenyap dari permukaan laut bersamaan dengan fajar menyingsing di ufuk timur.
Dalam kegiatan ini terlihat yang paling menonjol adalah fungsi solidaritas dan kebersamaan dalam kelompok masyarakat yang dapat terus dipertahankan karena ikut mendukung kelangsungan budaya tradisional.
Keajaiban Nyale bagi suku Sasak Lombok telah menimbulkan dongeng tentang kejadian yang tersebar hampir keseluruh lapisan masyarakat Lombok dan sekitarnya. Dongeng ini sangat menarik dengan cerita yang sangat romantis dan berkembang melalui penuturan orang - orang tua yang kemudian tersusun dalam naskah tentang legenda Nyale.


Menurut dongeng bahwa pada zaman dahulu di pantai selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru. Sekeliling di kerajaan ini dibuat ruangan - ruangan yang besar. Ruangan ini digunakan untuk pertemuan raja - raja. Negeri Tonjang Beru ini diperintah oleh raja yang terkenal akan kearifan dan kebijaksanaannya Raja itu bernama raja Tonjang Beru dengan permaisurinya Dewi Seranting.
Baginda mempunyai seorang putri, namanya Putri Mandalika. Ketika sang putri menginjak usia dewasa, amat elok parasnya. Ia sangat anggun dan cantik jelita. Matanya laksana bagaikan bintang di timur. Pipinya laksana pauh dilayang. Rambutnya bagaikan mayang terurai. Di samping anggun dan cantik ia terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya lembut. Itulah yang membuat sang putri menjadi kebanggaan para rakyatnya.
Semua rakyat sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana yang ingin membantu rakyatnya yang kesusahan. Berkat segala bantuan dari raja rakyat negeri Tonjang Beru menjadi hidup makmur, aman dan sentosa. Kecantikan dan keanggunan Putri Mandalika sangat tersohor dari ujung timur sampai ujung barat pulau Lombok. Kecantikan dan keanggunan sang putri terdengar oleh para pangeran - pangeran yang membagi habis bumi Sasak (Lombok). Masing - masing dari kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan kerajaan Beru. Para pangerannya pada jatuh cintar. Mereka mabuk kepayang melihat kecantikan dan keanggunan sang putri.
Mereka saling mengadu peruntungan, siapa bisa mempersunting Putri Mandalika. Apa daya dengan sepenuh perasaan halusnya, Putri Mandalika menampik. Para pangeran jadi gigit jari. Dua pangeran amat murka menerima kenyataan itu. Mereka adalah Pangeran Datu Teruna dan Pangeran Maliawang. Masing - masing dari kerajaan Johor dan kerajaan Lipur. Datu Teruna mengutus Arya Bawal dan Arya Tebuik untuk melamar, dengan ancaman hancurnya kerajaan Tonjang Beru bila lamaran itu ditolaknya. Pangeran Maliawang mengirim Arya Bumbang dan Arya Tuna dengan hajat dan ancaman yang serupa.
Putri Mandalika tidak bergeming. Serta merta Datu Teruna melepaskan senggeger Utusaning Allah, sedang Maliawang meniup Senggeger Jaring Sutra. Keampuhan kedua senggeger ini tak kepalang tanggung dimata Putri Mandalika, wajah kedua pangeran itu muncul berbarengan. Tak bisa makan, tak bisa tidur, sang putri akhirnya kurus kering. Seisi negeri Tonjang Beru disaput duka.
Kenapa sang putri menolak lamaran? Karena ia merasa memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Akan timbul bencana manakala sang putri menjatuhkan pilihannya pada salah seorang pangeran. Dalam semadi, sang putri mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 ( bulan Sasak ) menjelang pagi - pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka harus disertai oleh seluruh rakyat masing - masing. Semua para undangan diminta datang dan berkumpul di pantai Kuta. Tanpa diduga - duga enam orang para pangeran datang, dan rakyat banyak yang datang, ribuan jumlahnya. Pantai yang didatangi ini bagaikan dikerumuni semut.
Ada yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang putri. Anak - anak sampai kakek - kakek pun datang memenuhi undangan sang putri ditempat itu. Rupanya mereka ingin menyaksikan bagaimana sang putri akan menentukan pilihannya. Pengunjung berduyun - duyun datang dari seluruh penjuru pulau Lombok. Merekapun berkumpul dengan hati sabar menanti kehadiran sang putri.
Betul seperti janjinya. Sang putri muncul sebelum adzan berkumandang. Persis ketika langit memerah di ufuk timur, sang putri yang cantik dan anggun ini hadir dengan diusung menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Prajurit kerajaan berjalan di kiri, di kanan, dan di belakang sang putri. Sungguh pengawalan yang ketat. Semua undangan yang menunggu berhari - hari hanya bisa melongo kecantikan dan keanggunan sang putri. Sang putri datang dengan gaun yang sangat indah. Bahannya dari kain sutera yang sangat halus.
Tidak lama kemudian, sang putri melangkah, lalu berhenti di onggokan batu, membelakangi laut lepas. Disitu Putri Mandalika berdiri kemudian ia menoleh kepada seluruh undangannya. Sang putri berbicara singkat, tetapi isinya padat, mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan berseru : "Wahai ayahanda dan ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kamu semua. Aku tidak dapat memilih satu diantara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut."
Bersamaan dan berakhirnya kata - kata tersebut para pangeran pada bingung rakyat pun ikut bingung dan bertanya - tanya memikirkan kata - kata itu. Tanpa diduga - duga sang putri mencampakkan sesuatu di atas batu dan menceburkan diri ke dalam laut yang langsung ditelan gelombang disertai dengan angin kencang, kilat dan petir yang menggelegar.
Tidak ada tanda - tanda sang putri ada di tempat itu. Pada saat mereka pada kebingungan muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai Nyale. Binatang itu berbentuk cacing laut. Dugaan mereka binatang itulah jelmaan dari sang putri. Lalu beramai - ramai mereka berlomba mengambil binatang itu sebanyak - banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih dan pula sebagai santapan atau keperluan lainnya.
Itulah kisah Bau Nyale. Penangkapan Nyale menjadi tradisi turun - temurun di pulau Lombok. Pada saat acara Bau Nyale yang dilangsungkan pada masa sekarang ini, mereka sejak sore hari mereka yang akan menangkap Nyale berkumpul di pantai mengisi acara dengan peresean, membuat kemah dan mengisi acara malam dengan berbagai kesenian tradisional seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu). Dan tak ketinggalan pula, digelar drama kolosal Putri Mandalika di pantai Seger.
Warga masyarakat yang datang ke pantai Seger untuk ikut melaksanakan upacara Bau Nyale datang dengan menggunakan kendaraan. Nyale bagi penduduk Lombok Selatan dengan lahan persawahan tadah hujan merupakan benda rahmat Tuhan yang bisa digunakan sebagai tanda keberhasilan panen yang memuaskan.
Tradisi Bau Nyale - menangkap cacing laut - sebagai bagian dari legenda Putri Mandalika di Lombok, puncaknya kali ini berlangsung subuh. Di sana, warga dari sekeliling Lombok berdatangan sejak malam sebelumnya.


Bau Nyale ada di 16 pantai yang memanjang sejauh 72 kilometer dari arah timur hingga ke barat di selatan Lombok Tengah. Utamanya dilaksanakan di pantai Seger dan sekitarnya. Pantai obyek pariwisata yang potensial di Nusa Tenggara Barat. Keindahan pantai ini membuat hati para wisatawan menjadi kagum melihat segala pemandangan alamnya. Perairan di sekitar pantai Kuta hingga pantai Tanjung Aan sangat cocok untuk berenang. Pantai ini terletak di bagian selatan pulau Lombok, kira - kira 54 kilometer tenggara kota Mataram. Suasananya tenang senyap menyambut langkah - langkah diantara pasir putih halus - bagaikan merica - yang membentang dari ujung barat ke ujung timur dengan puluhan kawasan wisata mulai dari pantai Ujung Kelor yang berbatasan dengan Lombok Timur, hingga pantai Pengantap di Lombak Barat.
Seperti biasanya, dipadati ribuan kaum muda setelah menungguinya di tengah hujan deras sepanjang malam. Mereka yang rela menahan dingin dan kantuk di Pantai Seger di Desa Kuta Kecamatan Pujut dalam kawasan PT Pengembangan Pariwisata Lombok tersebut yang datang tidak hanya dari warga desa di Kecamatan Pujut saja. Tetapi juga para muda-mudi dari Mataram dan Praya yang datang mengendarai ratusan mobil.Pantai Seger yang kini lebih dikenal dengan pantai Putri Nyale ini pun dilengkapi oleh lereng - lereng yang terjal dari bukit yang berbatasan dengan bibir pantai. Sungguh, alam mempesona. Di pantai selatan itulah hidup dan tersebar suatu legenda sehubungan dengan adanya Nyale (sejenis cacing laut) yang muncul satu kali dalam setahun.
Nyale ditangkap di beberapa tempat di pantai selatan pulau Lombok antara lain di pantai Kaliantan, Kuta, Selong Belanak, Mawun. Lokasi yang terbaik dikunjungi wisatawan adalah pantai Seger desa Kuta dengan kondisi prasarana yang cukup memadai. Nyale pada melakukan pembuahan muncul di permukaan laut yang dimulai pada waktu fajar sampai sebelum matahari terbit. Munculnya Nyale di permukaan laut pada saat menjelang fajar yang disinari oleh rembulan membawa keindahan yang menarik dan merangsang para nelayan untuk menangkap Nyale dan lama kelamaan menjadi tradisi budaya. Munculnya Nyale dipermukaan laut terjadi setiap tahun sekitar bulan Februari.
Secara ilmiah, cacing Nyale yang pernah diteliti mengandung protein hewani tinggi sekali. Pernah dijelaskan oleh penelitinya, Dr dr Soewignyo Soemohardjo, cacing Nyale ini telah diketahui mengeluarkan suatu zat yang sudah terbukti bisa membunuh kuman-kuman. Dari sebuah laporan survey aspek sosio budaya Nyale, diketahui 70,6 persen responden membuang daun bekas pembungkus Nyale ke sawah supaya hasil tanaman padi akan melimpah ruah dan memberi tahu tanaman padi bahwa nyale telah selesai ditangkap yang berarti hujan akan berhenti.
Selama ini masyarakat menjadikannya masakan pepes dikukus dibungkus daun - yang enak sekali. Masyarakat juga meyakini apabila Nyale keluar banyak menandakan pertanian berhasil. Lombok Selatan selama ini dikenal sebagai daerah kritis karena tidak adanya irigasi. Sawah di sana tadah hujan. Jadi kalau hujan banyak barangkali salinitas air memungkinkan untuk populasinya berkembang, diyakini tanaman padinya berhasil


Jumat, 08 April 2011

SEKILAS PULAU LOMBOK




Topografi Pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli 1994. Pada tahun 1997 kawasan gunung dan danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh pemerintah. Daerah selatan pulau ini sebagian besar terdiri atas tanah subur yang dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya ditanam di daerah ini antara lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.


DemografiSekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam. Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab.


Bahasa
Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali yang berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di Lombok Barat dan Kotamadya Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.


Agama
Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini.


Di Lombok Barat bagian utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di kalangan mereka yang berusia lanjut, masih dapat dijumpai para penganut aliran Islam Wetu Telu (waktu tiga). Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan shalat lima kali dalam sehari, para penganut ajaran ini mempraktikan shalat wajib hanya pada tiga waktu saja. Konon hal ini terjadi karena penyebar Islam saat itu mengajarkan Islam secara bertahap dan karena suatu hal tidak sempat menyempurnakan dakwahnya.


Sejarah
Menurut isi Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau ini bernama Kerajaan Laeq (dalam bahasa sasak laeq berarti waktu lampau), namun sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di Lombok adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian surut dan digantikan oleh Kerajaan Lombok. Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 berdiri Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan yang berasal dari Bali pada masa itu. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton dan Selaparang.


Kerajaan Selaparang sendiri muncul pada dua periode yakni pada abad ke-13 dan abad ke-16. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan keSkuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun 1740 setelah ditaklukkan oleh gabungan Kerajaan Karang Asem dari Bali dan Arya Banjar Getas yang merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena permasalahan dengan raja Selaparang.
Pariwisata
Lombok sangat kaya dengan obyek wisata, dari wisata alam, pantai dan lain lain. Lombok punya pantai yg tidak kalah indah dengan pantai yg ada di Bali, Lombok punya Obyek Wisata Alam, salah satunya adalah Gunung Rinjani, gunung tertinggi ke 3 di Indonesia.

Terpesona Pada Gili Terawangan




Daerah yang terindah saat melakukan perjalanan dari Mataram menuju Bangsal, menurut saya adalah ketika kita memasuki hutan Pusuk, yang terkenal dengan banyaknya monyet yang berkeliaran. Jika menggunakan angkutan umum saya tidak dapat singgah, kali ini saya bisa dengan leluasa singgah di beberapa spot yang cantik.
Satu jam perjalanan dari Mataram menuju Bangsal, lumayan membuat badan saya sedikit lelah. Tiba di Bangsal, kebetulan sudah ada public boat yang akan melaju menuju Gili Trawangan, sehingga saya tidak perlu menunggu terlalu lama dan terhindar dari para pedagang-pedagang yang kadang kala sudah sampai taraf mengganggu.
Setelah 30 menit berlalu, sampailah perahu kami di Gili Trawangan. Saya pun bergegas turun, kembali senang karena bisa menyentuh kembali air pantai Gili Trawangan. Terkesan kekanak-kanakan mungkin, tapi enatahlah, magnet apa yang bisa membuat saya selalu tertarik pada pulau yang satu ini. Namun kali ini ternyata beberapa wisatawan lokal harus mendata kan dirinya di pos keamanan yang terletak tidak jauh dari loket tiket gili. Aneh, kunjungan saya yang pertama tidak harus melewati prosedur seperti ini, tapi ya sudah lah, kita ikuti saja aturan mainnya.
Lepas dari pos pendataan pengunjung, saya pun bergegas mencari penginapan yang murah meriah. Tapi sebenarnya penginapan di Gili Trawangan ini masih dalam taraf agak mahal, untuk ukuran pelancong kere seperti saya. Sebenarnya bisa saja saya menumpang di pos penjagaan atau di beebrapa beruga yang ada di barat Gili Trawangan, tapi kali ini rasanya ingin sedikit bermanja-manja untuk urusan tempat menginap. Saya pun mendapatkan kamar yang agak murah di Unique Hotel yang letaknya di dekat jalan utama (sudah pasti agak mahal), namun yang terpenting akses internet nya, hehehehe…..
Selesai urusan check-in dan bongkar muat, saya pun menuju pantai untuk sekedar leyeh-leyeh menikmati cuaca yang sedikit mendung siang itu. Ada beberapa turis asing yang dengan santainya membuka atasannya (topless) dan kemudian berjemur di pinggir pantai. Pemandangan yang berbeda he-he-he…. Awalnya saya ingin ber-snorkeling di pantai sebelah barat, namun karena sudah pernah ber-snorkeling disini, saya pun mengurungkan niat tersebut. Dan tanpa terasa saya pun akhirnya terlelap di sebuah Beruga di pinggir pantai hingga sore menjelang.
Sayang saat itu cuaca kembali mendung, sehingga saya sudah bisa memprediksi tidak akan terlihat sunset yang indah. Saya pun kembali ke penginapan untuk mandi. Di Gili Trawangan, saya bisa setiap saat ingin mandi. Selain karena cuacanya yang panas, didukung juga air yang kita pergunakan untuk mandi adalah air asin, sehingga akan terasa lengket terus di badan ini. Sampai-sampai saya sering tertawa geli dalam hati jika sedang berjalan kaki di Gili Trawangan dan menemui ember air minum kuda-kuda penarik Cidomo, yang ternyata berisi air tawar dan hanya diperuntukkan untuk kuda-kuda tersebut. Ternyata di sini, kuda memegang kuasa, he-he-he...
Salah satu yang saya sukai dengan Gili Trawangan adalah kehidupan malamnya. Di sini, untuk urusan café to café memang lumayan menghibur. Dan untuk tiap malamnya, pasti ada saja beach party. Berbeda dengan café-café di Kuta Bali yang selalu menyediakan hiburan malam pada saat yang bersamaan, di Gili Trawangan terdapat giliran waktu bagi mereka, sehingga tiap hari pasti akan berbeda café mana yang akan mengadakan beach party. Sayang kali ini saya kurang begitu tertarik untuk menikmati hiburan malam di Gili Trawangan, sehingga setelah makan malam, saya memutuskan untuk menggunakan fasilitas internet penginapan.
Keesokan harinya, sebelum tengah hari, saya sudah meninggalkan Gili Trawangan. Agak terlalu cepat memang, namun hal itu dikarenakan saya masih ingin mengunjungi beberapa tempat di Lombok. Mungkin selanjutnya saya ingin berkunjung ke Gili Nanggu, yang saat ini sedang ramai dibicarakan karena keindahan pantainya.